Sabtu, 28 April 2012

Risiko Anestesia

Sampai saat sekarang sangat sulit membuat definisi atau batasan tentang kematian anestesia. Kematian anestesia primer memang lebih mullah dapat diketahui, tetapi yang sekunder sangat sulit diketahui, karena banyak sekali faktor yang mempengaruhinya seperti keadaan penyakit pasien yang diidap sebelum anestesia pembedahan, kesalahan pengelolaan pembedahan atau anestesia. Statistik menunjukkan, bahwa makin kurang baik keadaan pasien, maka risiko yang akan diterima pasien akan makin tinggi, baik berupa morbiditas atau mortalitas.

Beberapa peneliti yakin dengan kemajuan ilmu kedokteran terutama dalam bidang anestesiologi, maka risiko kecelakaan atau kematian akibat anestesia makin lama makin diperkecil. Dalam kurun waktu 30 tahun terakhir, kematian anestesia di Amerika Serikat dapat diperkecil dari 12/3000, menjadi 1/20.000. Hal ini sulit dijelaskan seberapa banyak sumbangan akibat kemajuan ilmu anestesiologi, karena keadaan umum pasien prabedah, jenis bedah, lama pembedahan, sifat dokter bedah dan anestesi sendiri sangat besar pengaruhnya.

Faktor Penyebab Kematian
Risiko anestesia dapat berupa morbiditas atau mortalitas. Kematian dapat primer anestesia murni atau sekunder akibat sumbangan anestesia. Jika kematian anestesia dianalisis faktor penyebabnya, maka faktor manusia menduduki peringkat paling atas.

Anestetis kadang-kadang kurang pandai berkomunikasi, kurang pengalaman, jam terbang masih rendah, pengetahuannya terbatas, salah pilih jenis dan teknik anestesia, salah pilih obat, kelebihan dosis obat, persiapan kurang sempurna baik alat atau obat atau is sedang dalam keadaan kurang sehat atau kurang fit. Kesalahan manusia sangat berperan dalam kecelakaan anestesia. Tidak ada obat anestesia yang jelek, yang ada ialah oknum anestetis yang jelek 'There are no bad anesthetics, only had anesthetists'.

Risiko anestesia yang bukan kematian
Risiko terjadinya kecelakaan akibat anestesia dapat- digolongkan menjadi dapat dicegah dan tak dapat dicegah. Anestetis yang teliti dan selalu waspada akan dapat mencegah terjadinya kecelakaan akibat tindakan anestesia. Cidera anestesia dapat bersifat men( sementara dan derajatnya dapat ringan, sedang atau berat.
Komplikasi anestesia yang sering terjadi dan sangat ser gangguan pada sistem respirasi, akibat salah pilih obat, salah pi anestesi, tidak terdeteksi adanya diskoneksi alat, intubasi ( intubasi bronkial, ekstubasi terlalu dini, ventilasi buatan kurarq dan sebagainya.

Akibat salah urus ventilasi dapat menimbulkan hipoksia, hipokarbia, asidosis, alkalosis dengan segala macam akibatny mencegah gangguan ventilasi ini digunakan peralatan untuk mendeteksi kadar saturasi oksigen dalam darah seperti oksimeter denyut (pulse oxymetry), pengukur volume tidal mendeteksi pengembang kapnograf mendeteksi kadar CO2 dalam udara ekspirasi, mendengarkan suara kedua paru apakah kiri-kanan sama.

Gangguan jantung pembuluh darah dapat diakibatkan so ventilasi. Posisi pasien sangat ekstrem kepala lebih rendah dar (Trendelenburg) atau sebaliknya, dapat menyebabkan penurun jantung, penurunan resistensi perifer, hipotensi dan bradikari lain juga mempengaruhi kerja jantung seperti posisi telungku duduk, dikubitus lateral dan lain-lainnya. Salah pilih obat, tera tidak adekuat, anestesia terlalu dalam atau terlalu dangkal ju mengganggu jantung.

Gangguan sistem tubuh lain dapat terjadi seperti mual hiperperistaltik usus, ileus, gangguan faal hati, trauma pen laringoskop, pemasangan pipa trakea, kateter dan lain-lainnya. Pengalaman dalam dunia anestesiologi dapat dibandingkai pengalaman dalam dunia penerbangan. Induksi anestesi diibaratkan saat pesawat terbang take-off dan pulih aneste diidentikkan pesawat terbang landing. Faktor manusia sangat berperan dalam situasi peristiwa diatas untuk keselamatan pasi penumpang.

Anestetis senior harus mengajarkan strategi cara-cara anest baik kepada yang lebih muda supaya diketahui apa saja yang I terjadi dan bagaimana pencegahannya atau penanggulangann) itu anestetis harus mengetahui sifat-sifat dokter bedah dan apa saja yang sedang diidap pasien pra anestesia. Selain itu kita harus menilai diri kita sendiri apakah sudah cukup pr( dalam penanganan pasien perianestesia.

Risiko Terhadap Anaestetis
Anestetis beresiko menghadapi masalah medikolegal (hukum) dan masalah da medikolegal seperti tertular penyakit pasien, terkena polusi gas bius dan sebagainya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar