Minggu, 10 April 2011

Diare pada anak

Apakah yang dimaksud dengan diare?
Diare yaitu BAB yang keluar berupa cairan atau mencret yang terjadi lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lendir dalam tinja. Sedangkan diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya dalam kondisi sehat.

Apa penyebab diare?
a. Infeksi. Bisa disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, cacing perut, dan jamur.
b. Malabsorpsi atau gangguan penyerapan. Bisa karena gangguan penyerapan karbohidrat, lemak, atau protein.
c. Makanan. Disebabkan oleh makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.
d. Imunodefisiensi.
e. Psikologis, disebabkan oleh rasa takut atau cemas.

Bagaimana penularan diare?
Penularan diare pada anak biasanya melalui mulut, bisa disebabkan kurang bersihnya peralatan makan, air minuman, makanan, tangan, serta mainan anak.
Bagaimana gejala diare pada anak?
Diawali si kecil menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang, kemudian timbul diare. Selanjutnya tinja (kotoran) semakin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir. Selain itu gejala muntah juga dapat terjadi sebelum dan sesudah diare.

Apa akibat diare pada anak?
Bila anak mengalami banyak kehilangan aft dan elektrolit maka akan timbul gejala dehidrasi. Kemudian terjadi penurunan berat badan pada anak, ubun-ubun besar cekung pada bayi, kekuatan otot dan kekencangan kulit berkurang dan selaput lendir mulut dan bibir menjadi kering.


Pencegahan Diare Pada Anak
1. Biasakan anak mencuci tangan sebelum makan.
2. Masak air dan makanan dengan benar.
3. Cuci peralatan makan dan minum dengan sabun dan untuk peralatan makan dan minum bayi disterilkan dengan cara merebus.
4. simpan peralatan makan dan minum di wadah bersih dan tertutup rapat.
5. Cuci mainan anak dan simpan di tempat kering dan bersih.
6. alga kebersihan diri, keluarga, dan lingkungan.

Bagaimana pengobatan anak yang diare?

1. Diare membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat penyebabnya. Tujuan terapi yang disebut rehidrasi ini adalah untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat, kemudian inengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti.
2. Makanan harus diberikan terus.
3. Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, untuk kebanyakan kasus tidak ada manfaatnya, kecuali pada disentri.
4. Obat-obat antidiare meliputi antimotilitas (contoh loperamid), absorben (contoh norit) tidak terbukti memberikan efek yang nyata pada diare akut, sebaliknya justru memberikan efek yang membahayakan. Obat-obat ini tidak boleh diberikan pada anak yang berusia kurang dari 5 tahun.


Bagaimana pertolongan pertama pada saat anak diare?
- Bantu dengan pemberian larutan gula-garam oralit, atau pedialit (oralit khusus anak). Oralit bisa dibuat sendiri, caranya: masukkan 3 sendok teh peres gula pasir ke dalam segelas air matang, tambahkan seujung sendok kecil garam halus, aduk rata, Ialu minumkan setiap kali anak diare.
- Bagi anak yang masih minum ASI, berikan ASI setiap kali habis diare. Dan bila anak minum susu formula, ubah sementara susunya dengan susu rendah laktosa.
- Hindari pemberian buah-buahan, kecuali pisang.
Kapan anak harus dibawa ke dokter?
- Pada hari pertama diare, anak telah menunjukkan gejala lesu, lemas, rewel, tak nafsu makan dan minum, mengeluh sakit perut, BAB tak juga normal. Dikhawatirkan anak mengalami dehidrasi.
- Feses berlendir atau berdarah, dikhawatirkan sudah terjadi disentri. Maksimal 1x24 jam harus segera ditangani tim medis.
- Pada bayi BAB cair dan menyembur.
- Disertai muntah dan demam yang tinggi.

Bagaimana pengaturan makanan untuk anak yang diare?
Makanan haruslah cukup energi dan protein. Pemberian ASI diutamakan pada bayi. Pada anak yang mengonsumsi susu formula dapat diberikan selang-seling dengan oralit sehingga terjadi pengenceran laktosa di dalam perut. Bila diare semakin parah, pikirkanlah kemungkinan terjadinya intoleransi laktosa, maka dapat dianjurkan pemberian susu formula bebas laktosa selama kira-kira 2-3 minggu, selanjutnya dapat dicoba kembali ke susu formula yang biasa dipakai sebelumnya.
Pemberian ekstra cairan untuk mencegah dehidrasi.
Pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah cukup.
Makanan sebaiknya yang mudah ditelan, dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan seperti bubur dan tim, kemudian secara bertahap kembali ke bentuk biasa.
Makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering.

• Untuk balita berusia di atas i tahun, berikan makanan yang mengandung lactobacillus, seperti yoghurt memperbaiki sistem pencernaan

• Berikan makanan yang mengandung pektin membantu penyerapan air dalam tubuh, seperti pisang dan apel (dalam kondisi segar maupun diolah), wortel, aprikot, kacang polong, dan kentang.

• Berikan tambahan mineral mikro zink pada makanan anak. Zink merupakan elemen yang berguna dalam pertumbuhan sel yang banyak terdapat pada makanan tinggi protein, tetapi kurang pada makanan karbohidrat. Sumber utama zink terdapat pada bahan makanan hewani seperti daging, telur, kerang, dan sebagainya. Suplementasi zink dapat membantu pengobatan diare pada anak.

• Berikan aneka jus dari jenis buah-buahan yang bersifat netral seperti melon untuk mengganti cairan yang hilang, atau air kelapa hijau.

• Hindari memberikan makanan yang merangsang seperti makanan pedas dan asam.

• Hindari memberikan makanan bergas, seperti kol, ubi, singkong, kembang kol, nangka, durian karena dapat menimbulkan kembung dan memperberat gangguan pencernaan

• Jauhi pemberian makanan yang berserat tinggi, seperti sayuran dan jenis buah-buahan tinggi serat misalnya mangga, kacang panjang, buncis, kangkung, kol, alpukat, anggur, dan jambu biji. Makanan jenis itu justru akan memaksa kerja sistem pencernaan yang sedang terganggu. Sebaiknya beri makanan yang rendah serat terutama sayuran dan buah seperti labu siam, wortel, labu kuning, pisang, apel, pir, semangka. Hindari memberikan makanan berlemak tinggi seperti cokelat, es krim, makanan yang digoreng, serta makanan bersantan.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar